Mungkin anda adalah beberapa diantara populasi manusia yang pernah mengalami infeksi virus komputer akibat penggunaan flashdisk yang tidak terjamin keamanannya. Ya, flashdisk yang sudah terinfeksi dapat dengan mudah menginfeksi komputer anda dengan cepat. Secepat apa? Hanya beberapa saat setelah anda mencolokkannya ke port USB di komputer anda *BAM*
Pada hakikatnya, virus membutuhkan dua syarat dalam proses penyebarannya.
- Media perantara
- Eksekusi file pembawa virus
Penyebaran virus komputer sudah pasti membutuhkan media perantara sebagai tempat “menyisip” bagi program yang membawa kode virus, dan untung saja virus komputer tidak bersifat airborne seperti virus penyakit pada manusia (bayangkan kerepotan yang harus kita hadapi). Biasanya media yang dimanfaatkan adalah fasilitas penyimpanan data (media storage). Jika dulu media perantara paling umum adalah disket, sekarang virus umumnya menyebar melalui media penyimpanan yang sudah lebih modern dari disket yaitu flashdisk. Tetapi seiring perkembangannya, keterhubungan sebuah komputer di dalam jaringan komputer pun sudah cukup bagi virus untuk menginfeksi mulai dari satu komputer ke komputer lainnya.
Virus sendiri pada dasarnya tidak akan “beraksi” jika program penyimpan kode virus tidak dipicu untuk menjalankan prosedur infeksinya. Trigger dapat berupa eksekusi manual oleh pengguna yang menjalankan program penyimpan kode virus, atau dengan memanfaatkan sistem komputer untuk menjalankan program tersebut. Intinya, program tersebut harus dieksekusi untuk dapat menjalankan prosedur infeksi.
Lalu apa yang menyebabkan infeksi virus dari Flashdisk bisa terjadi begitu singkat?
Pada umumnya, pada sistem operasi tersedia fitur Autoplay. Fitur ini pada dasarnya, bertujuan memudahkan pengguna sistem operasi dalam menggunakan perangkat yang terhubung ke komputer. Misalnya, ketika anda menghubungkan sebuah MP3 player, Windows otomatis menampilkan dialog box yang berisi daftar “aksi apa saja yang memungkinan” untuk dilakukan terhadap media yang baru saja terhubung. Apakah itu “memainkan file yang disimpan di MP3 player tersebut” atau “mengimport lagu ke device tersebut” dan lain sebagainya. Fitur Autoplay ini lah yang kerap menjadi trigger bagi eksekusi program pembawa kode virus.
Untuk menghindar hal ini tentu saja sebuah anti virus menjadi syarat. Tetapi terkadang hal tersebut tidaklah cukup, karena beberapa antivirus menggunakan pendekatan yang berbeda dalam hal identifikasi virus. Jadi untuk menghindari kecolongan, ada baiknya fitur Autoplay ini menjadi perhatian utama kita. Demi keamanan, kita dapat men-disable fitur ini sehingga virus tidak langsung tereksekusi begitu flashdisk bersarang di port USB.
Berikut adalah langkah-langkah yang sudah saya coba di OS Windows XP
- Klik Start -> Run
- Masukkan perintah “gpedit.msc”
- Pilih “Administrative Template” di Computer Configuration
- Lalu klik System
- Pilih “Turn Off Autoplay”
- Jika sebelumnya opsi ini belum diubah (masih default) seharusnya terlihat seperti ini
- Ganti jadi “Enable” dan pilih “Turn off Autoplay on: All drives”
Setelah selesai, ingat untuk klik tombol Apply. Dan prosedur di atas membuat komputer anda tidak lagi “secara otomatis” mengakses flashdisk dan menjalankan Autoplay (yang dapat memicu program pembawa kode virus).
Sebagai tambahan teknis, jika anda melihat isi direktori flashdisk anda dengan menampilkan file tersembunyi (hidden files), biasanya ada file “autorun.inf” yang berisi instruksi terkait fitur Autoplay. Disinilah biasanya program virus menyisipkan kode untuk menjalankan prosedur infeksinya.
0 komentar:
Posting Komentar